Informasi Terbaru :

Formulasi dan Aplikasi Pestisida: Sebuah Pemahaman Singkat

Wednesday, February 20, 2013 | 0 comments

Sumber Gambar: blog.ub.ac.id

Anda sering mendengar istilah-istilah: cairan semprot, konsentrasi, dosis dan volume semprot, formulasi dalam aplikasi pestisida?. Seberapa mengerti anda tentang istilah tersebut?. Mari kita sama-sama memahaminya dan berbagi pengertian, dengan bahasa yang semoga dapat diterima dengan jelas.  
Cairan semprot adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki. Konsentrasi adalah tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air. Dosis adalah banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal: gr/m2, kg/ha, lt/ha. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%.
Formulasi adalah campuran bahan aktif pestisida dengan pembawa/carrier-nya. Bahan aktif bersifat sangat toksik dan mudah menguap sehingga harus ada bahan carrier-nya yang bersifat netral, semisal kapur/kaolit. Adanya formulasi diharapkan supaya pestisida mudah disimpan (tidak cepat menguap) dan diaplikasikan. Beberapa macam formulasi yang sering dijumpai pada produk-produk "pembasmi" HPT (hama-penyakit tanaman). Misalkan dalam brosurnya tertulis Baygon 25 EC (emulsifiable concentrate), artinya kandungan aktif 25%, bentuk pekat, kalau mau pakai dilarutkan dulu. Adalagi semisal Tamarin 200 LC (liquid concentrate) artinya berbahan aktif 200 gram, cairan pekat ditambahkan air (1 liter pelarut). Ada juga Furadan 3 G (granuler) artinya butiran kecil langsung digunakan dengan bahan aktif 3% dengan pembawa/carrier-nya 97%.
Dust adalah tepung yang ditambahkan air contohnya WP (wattable powder), SP (soluble powder) dan  FB (flowable powder). Macam formulasi lainnya berupa anticoagulant/klerat biasanya dapa langsung digunakan bersamaan dengan pakan. Formulasi tersebut biasanya sudah ditunjukkan pada label produk "pembasmi" HPT di toko-toko saprodi.
(Silahkan ditambahkan atas segala kekurangan informasi artikel diatas supaya saling melengkapi).

Oleh:
Arief Wid
(Dulu, Sekarang dan Nanti masih Anggota FORMAT)
Continue Reading

PRANATA MANGSA, SEBUAH PENGANTAR

Monday, February 11, 2013 | 0 comments



Pranatamangsa, begitulah sebutan bagi petani Jawa sebagai masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada alam semesta, bumi pertiwi. Pranatamangsa diartikan sebagai perhitungan suatu musim berdasar gejala-gejala alam dan lingkungan. Merupakan hasil pemikiran Sri Susuhunan Paku Buwono VII (PB VII) pada 22 Juni 1855 di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Kota Solo). Dikenal 12 mangsa (musim) terdiri atas: kasa, karo, ketiga, kapat, kalima, kanem, kapitu, kawolu, kasanga, kadoso, desta, dan sada,  dengan penjabaran sebagai berikut:

1
Mangsa Kasa (Ke-1)
(22 Juni - 1 Agustus )
Binatang kecil seperti belalang dan jangkrik mulai ngerong (membuat rumah dalam tanah), Dedaunan menguning dan mulai berguguran, Para petani mulai membakar damen (batang padi).
2
Mangsa Karo (Ke-2)
(2 - 24 Agustus)
Pecahnya tanah (nela= tanah menguak), Tumbuhnya palawija, Mulai berseminya pohon randu dan mangga
3
Mangsa Katiga (Ke-3)
(25 Agustus- 17 September)
Tumbuhnya tanaman rempah-rempah seperti kunyit (kunir), jahe, temulawak, Palawija mulai panen
4
Mangsa Kapat (Ke-4)
(18 September-12 Oktober )
Pohon randu mulai berbuah, Burung-burung kecil mulai bertelur, Para petani mulai menggarap sawah
5
Mangsa Kalima (Ke-5)
(13 Oktober-8 Nopember )
Pohon asam mulai bersemi, Ulat dan sebayanya mulai berkembangbiak
6
Mangsa Kanem (Ke-6)
(9 Nopember-21 Desember )
Buah-buahan mulai panen, Burung belibis mulai nampak di rawa-rawa untuk mencari mangsanya, Para petani menyebar/menyemaikan benih padi
7
Mangsa Kapitu (Ke-7)
(22 Desember-2 Pebruari th berikutnya)
Banyak hujan, Sungai meluap dan banjir, Para petani mulai tandur (menanam bibit padi) di sawah
8
Mangsa Kawolu (Ke-8)
3-28/29 Pebruari
Padi di sawah nampak menghijau (padi tumbuh dan berkembang), Uret (larva serangga bersayap keras) mulai berkeliaran
9
Mangsa Kasanga (Ke-9)
1-25 Maret
Padi mulai berbunga, Jangkrik mulai menampakkan diri, Jenggeret (uir-uir) mulai bersuara, Kucing birahi (gandik) dan berkembangbiak
10
Mangsa Kadasa (Ke-10)
26 Maret-18 April
Padi di sawah mulai menguning, Padi di ladang (gogo) mulai dipanen, Telur burung-burung kecil mulai menetas
11
Mangsa Desta (Ke-11)
19 April- 11 Mei
Padi di sawah mulai dipanen
12
Mangsa Sada (Ke-12)
12 Mei - 1 Juni
Para petani mulai menjemur padi, Damen (sisa batang padi) di sawah mulai menguning dan kering

Sumber: Ismail (1990) Wawasan Jatidiri dalam Pembangunan Daerah.

Perlu dipahami bahwa perhitungan pranatamangsa tersebut tidak berlaku mutlak atau benar adanya, mengingat sekarang ini terjadi perubahan drastis iklim skala global. Namun perlu dimengerti bahwa pranatamangsa tersebut membuktikan adanya hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alam sekitar sehingga menciptakan kehidupan yang  tepa selira (harmonis).

Oleh: Arief Merumput 
(Mantan Kader Format, Sekarang masih  Anggota)
Continue Reading
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Forum Mahasiswa Agroteknologi UNS - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger
Selamat datang Di blog resmi Forum Mahasiswa Agroteknologi (FORMAT) Fakultas Pertanian - Universitas Sebelas Maret