Informasi Terbaru :

Agrotech's Tour 2015 Mampir Ke Banyumas

Tuesday, March 31, 2015 | 0 comments

Hai teman-teman Agroteknologi..
Ada yang tahu tentang Agrotech's Tour? Ya, ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Format yang diisi oleh berbagai kegiatan. Agrotech's Tour ini merupakan kombinasi dari 3 proker bidang Humas, Keilmiahan dan Keprofesian. Jika tahun lalu Agrotech's Tour menjadikan Malang sebagai destinasi, Agrotech's Tour tahun ini destinasi kita adalah Banyumas.


 

Agrotech's Tour berlangsung dari tanggal 28-29 Maret 2015. Kami melakukan kunjugan ke Himagrotek Unsoed pada tanggal 28 Maret 2015. Di sana, teman-teman Format mendapatkan sambutan hangat dari teman-teman Himagrotek. Agenda pertama adalah sharing proker antar kedua belah pihak, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berikutnya teman-teman Format diajak untuk berkeliling wilayah kampus pertanian. Di siang hari, kami bersama-sama mengunjungi desa Melung, kabupaten Banyumas. Desa tersebut bertempat di kaki gunung Slamet, merupakan desa yang kaya potensi akan pertanian organiknya. Disana, kami melakukan sarasehan bersama dengan petani lokal untuk membahas kondisi pertanian setempat. Setelah itu kami menuju ke wisata Baturaden dan menikmati keindahan panorama khas pegunungan Slamet.





Di malam hari, diadakan sarasehan santai antara Unsoed dan Uns. Teman-teman Uns mendapatkan kesempatan untuk mencicipi Soto Sokaraja, yang merupakan salah satu makanan khas Purwokerto. Di acara itu, kami menyanyikan lagu bersama-sama. Salah satu lagu yang dinyanyikan yaitu "Long Live My Family" dari Endang Soekamti. Lagu tersebut bercerita tentang kekeluargaan antara Himagrotek dengan Format yang meskipun terpisah jarak tapi tetap saling menjaga silaturahmi.Setelah sarasehan selesai, kami pun bersalaman satu persatu untuk lebih mengakrabkan satu sama lain.






Di hari berikutnya, rombongan Agrotech'sTour mengunjungi Pantai Depok. Kami tiba di sana sebelum subuh sehingga sempat menyaksikan indahnya matahari terbit yang terlihat dari balik tebing. Kunjungan ke pantai itu merupakan agenda terakhir dari serangkaian acara Agrotech's Tour 2015. Meskipun singkat, tapi perjalanan tersebut tetaplah sangat berharga untuk lebih dari sekedar dikenang.



HIMAGROTEK, SELALU DIHATI..!!!!
FORMAT.. JAYA!!!! FORMAT... BERKARYA!!!





Continue Reading

Optimalisasi Lahan Rawa sebagai Lahan Pertanian Berkearifan Lokal Menuju Indonesia Berdaya Saing Global

Thursday, March 19, 2015 | 0 comments

Seminar Nasional bertemakan “Optimalisasi Lahan Rawa sebagai Lahan Pertanian Berkearifan Lokal Menuju Indonesia Berdaya Saing Global” yang diadakan pada 6 Maret 2015 bertempat di Universitas Sriwijaya merupakan salah satu rangkaian acara Musyawarah Nasional dan Rapat Koordinasi Nasional Formatani (Forum Mahasiswa Agroteknologi Indonesia). Acara tersebut dihadiri oleh beberapa delegasi dari berbagai universitas di Indonesia dan juga mahasiswa asal Jepang dari Kagoshima University. Acara seminar tersebut di isi oleh 3 orang pembicara. Pembicara yang pertama adalah Prof.Dr.Ir. Rujito Agus Suwignyo, M.Agr, Prof.Dr.Ir. Rubianto H. Susanto, M.Agr.Sc, dan Prof.Dr. Jun-Ichi Sakagami. Sesuai dengan tema seminar, materi yang diangkat berdasarkan masalah pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan pertanian, terutama tanaman padi di Indonesia.


Dalam seminar tersebut dipaparkan bahwa pengembangan daerah rawa di Indonesia tersebar di beberapa pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Luas lahan rawa Indonesia diperkirakan mencapai 33.393.570 hektar yang terdiri dari 20.096.800 hektar (60,2%) lahan pasang surut dan 13.296.770 hektar (39,8%) lahan rawa non-pasang surut (lebak). Dari luasan tersebut, total lahan rawa yang dikembangkan pemerintah adalah 1.8 juta ha dan oleh masyarakat sekitar 2.4 juta ha.Dari luasan33 hektar tersebut sekitar 6 juta hektar diantaranya cukup potensial untuk pengembanganpertanian.Pada lahan rawa pasang surut, terdapat masalah utama dalam melakukan budidaya pertanian, (1) Tanaman pertanian seperti padi rawan akan submergensi (2) Sulit menentukan masa tanam, dikarenakan pola genangan sulit untuk diprediksi (3) Pertimbangan varietas, tidak semua varietas untuk komoditi pertanian seperti padi bisa beradaptasi pada lahan suboptimal seperti rawa. Maka dari itu, perlu adanya teknologi budidaya yang tepat untuk pengembangan pertanian di lahan rawa, terutama tanaman seperti padi.
Ratun  atau dalam bahasa  daerah  sering  disebut  sebagai singgang  atau  turiang  adalah  anakan  padi yang  tumbuh  kembali  setelah  dipanen.Pengujian  kemampuan  beberapa varietas  padi  berdaya  hasil  tinggi  dalam menghasilkan ratun, telah dilaporkan  terutama  terhadap padi-padi  unggul  nasional,  baik  dari kelompok  hibrida,  inbrida  maupun  padi tipe  baru  dan  semi  tipe  baru.    Dari  30 genotipe  padi  yang  diuji  potensi  ratunnya di  rumah  kaca,  terdapat  17  genotipe  yang mampu menghasilkan ratun tinggi, delapan genotipe  menghasilkan  ratun  sedang  dan sisanya  menghasilkan  ratun  rendah.  Kriteria  yang  digunakan  dalam menetukan  tingkat  potensi  ratun  adalah kriteria  tinggi  apabila  produksi  ratun  lebih dari  50%  dari  produksi  tanaman  utama, kriteria  sedang  adalah  jika  produksi  ratun berkisar  antara  30%-49%  dari  produksi tanaman  tama  dan  kriteria  rendah  adalah produksi  ratun  10%-29%  dari  produksi tanaman utama. Faktor-faktor  yang  dapat mempengaruhi   kemamputan   tanaman utama  menghasilkan  ratun  antara  lain vigoritas  tunggul  setelah  panen  tanaman utama,      tinggi  pemotongan  saat  panen, pemupukan  dan  penggenangan  air.
Budidaya padi sistem ratun dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Satu hari setelah panen dilakukan pemotongan tunggak padi.
2.  Dilakukan pengenangan 2-3 hari setelah panen.
3.  Dilakukan pemupukan dasar pada umur 5 hari setelah panen.
           Teknologi sistem tanam ratun ini dapat dijadikan salah satu solusi budidaya padi pada lahan rawa. Selain dalam segi teknologi lebih sustainable, dengan penerapan teknologi benih dan penataan lahan yang tepat, padi dapat mudah beradaptasi dengan keadaan suboptimal dan dapat menunjang produksi padi di lahan tipe rawa tersebut, bahkan mampu memberikan hasil panen yang cukup besar dibandingkan budidaya konvensional. Untuk menanggulangi lahan yang tergenang, pembibitan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode apung dan metode tanah dangkal. Pada metode apung, bibit yang akan digunakan disemai di lahan kecil diatas sebuah rakit sehingga benih tidak akan tergenang dan dapat tumbuh dengan baik. Sedangkat metode tanah dangkal adalah dengan melakukan pendangkalan pada sebagian kecil lahan untuk kegunaan peryemaian. Setelah benih ditanam di lahan rawa, panen dapat dilakukan seperti budidaya padi pada umumnya, namun keuntungannya adalah tidak perlu dilakukan olah tanah, selain karena lahan tersebut tergenang, karena pada sistem ratun, sisa tanaman yang berupa batang bawah dan akar padi masih digunakan untuk musim tanam selanjutnya dengan memanfaatkan tunas baru yang tumbuh dari rumpun tersebut. Disisi lain, ini lebih menguntungkan karena tidak dibutuhkannya benih baru untuk masa tanam selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan percobaan penelitian yang dilakukan oleh beberapa dosen di Universitas Sriwijaya yang bekerja sama dengan dosen dari Kagoshima University.


Continue Reading

Munas dan Rakornas ke-3 Formatani 2015

| 0 comments

Palembang, 2 Maret 2015. Forum Mahasiswa Agroteknologi atau biasa disingkat FORMATANI mengadakan agenda Musyawarah Nasional dan Rapat Koordinasi Nasional yang diselanggarakan oleh Universitas Sriwijaya (UNSRI), bertempat di Wisma UNSRI, kota Palembang. Acara ini diadakan dengan mengundang Mahasiswa Agroteknologi seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Marauke, untuk membahas keberlangsungan organisasi dan juga mungangkat permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan dunia pertanian di Indonesia, dan disitulah mereka mencari solusinya bersama-sama.
 Forum Mahasiswa Teknologi (FORMAT) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta diundang untuk menghadiri acara tersebut. Kami mengirimkan 2 delegasi kami ke Palembang, yaitu saudara Akas Anggita yang saat itu masih menjabat sebagai Sekertaris Jendral FORMATANI periode 2013/2015 dan saudara Rahmanto dari Agroteknologi angkatan 2013. Mereka dipercaya untuk mewakili suara dan aspirasi Agroteknologi UNS di dalam forum nasional tersebut. Perjalanan ditempuh selama 3 hari lewat jalur darat, memang melelahkan, namun tidak seberapa karena selama perjalanan kami berjumpa dengan keluarga kami dari jauh, mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram dari Nusa Tenggara Barat dan mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bandar Lampung. Sesampainya di Palembang, kami disambut dengan hangat oleh tuan rumah, dan kami mendapat kesempatan untuk melihat indahnya kota Palembang pada malam hari dan pemandangan dari atas jembatan Ampera. Tiba di tempat penginapan, kami bertemu dengan seluruh keluarga FORMATANI dari Wilayah I sampai Wilayah IV, bercengkrama bersama, bercerita dan berbagi ilmu.
                                           
Pada hari pertama, diadakan musyawarah untuk membahas pondasi konstitusional organisasi yang baru. Karena pembahasan yang cukup panjang, sehingga agenda berlanjut hingga hari kedua. Namun, hal tersebut tidak mengurangi anthusiasme kami. Dari hasil pada hari kedua, maka tebentuklah AD/ART, GBHO, dan GBHK FORMATANI yang baru. Selain itu, disitu juga dipaparkan tentang Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan yang lama. Setelah dipaparkan, akhirnya laporan tersebut disetujui dan dengan demikian, kepengurusan yang lama berakhir. Pada hari ketiga, diadakan musyawarah untuk membentuk kepengurusan yang baru. Dari musyawarah tersebut, terpilih saudara Bayu Pratama dari Universitas Bengkulu (UNIB) dan Nico Fajar Reynaldi dari Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai Badan Pengawas Organisasi (BPO) Wilayah I, Rahmanto dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Ayu Medang Tanjung dari Universitas Tanjung Pura (UNTAN) sebagai BPO Wilayah II, Wahyu Cipta Yuliasari dan Febrian Ben Benson Purba dari Universitas Jember (UNEJ) sebagai BPO Wilayah III.


Pada hari keempat, diadakan pemilihan Sekertaris Jendral FORMATANI yang baru. Terdapat dua kandidat dalam pemilihan tersebut, yaitu saudara Agah May Hendra dari Universitas Sriwijaya (UNSRI) dan saudara Nolly Hummam Wijaya dari Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA). Hasilnya, dilantik saudara Agah May Hendra (2012) dari UNSRI sebagai Sekjend FORMATANI periode 2015/2017. Diharapkan kepengurusan baru yang dipimpin saudara Agah May Hendra dapat membawa FORMATANI untuk lebih maju dan berkembang dan tetap berkarya untuk pertanian Indonesia.


Pertanian Jaya...
Salam Satu Cinta...


Continue Reading
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Forum Mahasiswa Agroteknologi UNS - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger
Selamat datang Di blog resmi Forum Mahasiswa Agroteknologi (FORMAT) Fakultas Pertanian - Universitas Sebelas Maret