Informasi Terbaru :
Home » » Pesona jagung tak lekang waktu

Pesona jagung tak lekang waktu

Friday, July 9, 2010 | 0 comments

Bersantai sambil nonton film terbaru di bioskop rasanya kurang lengkap tanpa ditemani sekotak pop corn alias berondong jagung ala Amerika. Warnanya yang putih kekuningan terlihat cantik.

Meskipun rasanya sederhana, namun pesonanya tak lekang waktu. Penganan olahan jagung layaknya candu yang bikin penikmatnya tak tahan untuk terus mencomot, mengunyah dan mencecap kelezatannya hingga akhir.

Setiap orang Indonesia rasa-rasanya memang sudah sangat familier dengan bahan pangan ini. Padahal jika ditilik dari sejumlah literatur, bahan pangan ini berasal dari kawasan Amerika tengah.

Setiap orang Indonesia rasa-rasanya memang sudah sangat familier dengan bahan pangan ini. Padahal jika ditilik dari sejumlah literatur, bahan pangan ini berasal dari kawasan Amerika tengah.

Setelah mengalami evolusi dan perjalanan amat panjang, jagung tersebar dan dinikmati seluruh umat manusia di dunia. Di Indonesia, jagung mulai dibudidayakan pada kisaran awal tahun 1600-an. Sejak itulah jagung mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia.
Di sejumlah tempat, jagung bahkan menjadi makanan pokok yang setara dengan beras. Bersamaan dengan berkembangnya budi daya jagung, berbagai penganan dari jagung pun bermunculan. Mulai dari yang tradisional khas Indonesia seperti marning dan grontol, hingga kudapan jagung ala Barat seperti berondong jagung. Mulai dari olahan jagung sederhana seperti jagung rebus hingga olahan jagung yang rumit.
Yang jelas, olahan jagu

ng kian variatif. Dari sekian banyak olahan jagung, sepertinya jagung bakar paling banyak peminat setianya. Lihatlah bagaimana ramainya warung jagung bakar yang hampir selalu ada di kota-kota di Indonesia, tak terkecuali Solo. Salah satunya adalah warung jagung bakar Galabo, cabang warung jagung bakar Pak Mursito depan Kantor Pos Solo yang nyaris tak pernah sepi pembeli.
Menu jagung bakar aneka rasa tersedia di sana, mulai dari jagung asin, pedas hingga rasa campuran yang sering disebut rasa nano-nano. Olesan bumbu racikan rahasia yang dipertahankan sejak awal mula berdirinya jagung bakar Pak Mursito. Harga per porsi cukup murah, hanya sekitar Rp 5.000. Ada pula jagung bakar serut yang ditaburi keju parut seharga Rp 6.000. “Menu ini memang khusus untuk pelanggan yang suka jagung tapi malas menggigit,” kata Wawan sang pengelola.
Kuncinya pada bumbu

Jagung bakar Pak Brewok samping Gapuro Gading Permai Solo Baru juga tak kalah ramai. Tersaji dengan nama-nama unik, rasa jagung bakar yang ditawarkan dengan harga Rp 3.000 per porsi memang khas. Jagung bakar naga misalnya, pedasnya begitu membombardir lidah. Sementara jagung bakar bon bin yang dibumbui dari paduan daging sapi dan seafood, gurihnya begitu khas. “Semua bumbu kami modifikasi sendiri. Dan kelezatan olahan jagung pada dasarnya tergantung bumbu,” ujar Waluyo, Pemilik Jagung Bakar Pak Brewok.
Pemilik warung tenda jagung manis King Pasar Gede, Hendro Setiawan juga sepakat, kalau bumbulah yang menjadikan jagung menjadi istimewa. Itu sebabnya, jagung manis rebus olahannya yang dibanderol dengan harga Rp 5.000 per cup lantas divariasikan dengan 12 rasa. “Bahan jagungnya menggunakan jenis jagung bangkok,” terangnya.
Demikian pula pada lepet jagung, jagung parut yang dicampur dengan kelapa parut lalu dibungkus kulit jagung dan dikukus. Walaupun terlihat klasik, kalau paduan bumbu berupa garam dan gula kurang pas, rasanya juga kurang seksi. “Termasuk olahan jagung yang dibuat kering seperti criping dan marning juga demikian. Semakin pas bumbunya semakin nendang gurihnya,” ujar salah seorang pedagang makanan oleh-oleh di Pasar Gede yang berjualan di pintu utama Pasar Gede, Poniman.

Kiat serupa dipaparkan Executif Cheff Kusuma Sahid Prince Hotel, Marsudi Utomo. Menurut dia, pada olahan jagung berkuah seperti sup jagung pun, faktor bumbu adalah utama. Bahkan dengan bumbu yang tepat, rasa olahan jagung bisa disesuaikan dengan selera lidah konsumen. Entah itu sup jagung ala Timur yang pengentalnya menggunakan kanji ataupun sup jagung ala Barat yang pengentalnya menggunakan tepung terigu.

Menurut Utomo, variasi olahan jagung masih banyak sekali. Hanya, yang harus diperhatikan, saat menyajikannya harus dipastikan kalau jagung 100% sudah matang. Termasuk saat jagung digunakan sebagai taburan pada salad. “Makanya, karena harus disajikan matang, jagung kurang fleksibel jika digunakan sebagai garnis,” pungkasnya.

Esmasari W, Fetty P

sumber : www.solopos.com
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Forum Mahasiswa Agroteknologi UNS - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger
Selamat datang Di blog resmi Forum Mahasiswa Agroteknologi (FORMAT) Fakultas Pertanian - Universitas Sebelas Maret