Sumber: Dokumen Pribadi |
Mamayu hayuning bawana, ungkapan bahasa Jawa yang berarti
memelihara kesejahteraan dunia seakan menjadi ungkapan yang sangat pas untuk
mengangkat permasalahan pangan bangsa ini. Nyatanya, luas lahan pertanian di
Indonesia cenderung menurun seiring meningkatkan kebutuhan papan, sandang dan
pangan.
Secara logika luas lahan pertaniannya yang ditingkatkan tetapi apa
daya? “banjir” impor bahan pangan seakan menjadi tonggak hidup masyarakat saat
ini, yang tentunya murah, mudah didapat, sepanjang waktu ada dan segudang
kelebihan termasuk menjadi “gaya hidup”. Tentu kita tidak hanya nrima ing
pandum, bukan?. Hal tersebut
berdampak secara psikis pada masyarakat bahwa: lahan berkurang tak masalah, toh
produk pangan impor sudah banyak dan menjadi gaya hidup masyarakat yang suka
praktis dan apapun tersedia.
Ternyata tepat juga ada istilah : siapa yang menguasai
pangan, maka sama halnya dia lah yang berkuasa di dunia, karena apa?
“mereka” yang menggerakkan roda kehidupan, selayaknya motor yang butuh bensin supaya
bisa jalan.
Sejenak kita tengok pekarangan di sekitar rumah kita, seberapapun
ukurannya apa yang bisa kita peroleh?. Tidak sekedar tempat parkir atau jemuran
belaka ternyata banyak segudang hal-hal positif yang kita sama-sama peroleh
dari lahan pekarangan yang seukuran 1x1 m pun. Contoh sekecilpun yaitu menanami
dengan tanaman legume, rerumputan maupun tanaman hias. "Sadumuk bathuk senyari bumi", walau sejengkal tanah harus tetap kita pertahankan !
Penelitian mengenai penggunaan fungsi pekarangan telah banyak
dilakukan, dengan beragam metode dan rumusan. Menurut sejarahnya, GJA Terra
(Pakar Pertanian Negeri Belanda) mendefinisikan pekarangan adalah sebidang
tanah yang terletak di sekeliling rumah, dengan batas-batas yang jelas dan
ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Fungsi utamanya adalah penghasil bahan
pangan (jagung, singkong, buah-buahan, lauk-pauk, rempah-rempah dsb). Memang dari segi produksi tergolong rendah,
namun upaya sekecil apapun dalam merubah pola pikir masyarakat supaya mau
memanfaatkan lahan yang ada patut dipertimbangkan. Adanya pekarangan
menunjukkan hubungan agroekosistem
antara manusia, tanaman dan hewan (ternak).
Kader FORMAT
No comments:
Post a Comment